Limbah
jagung dalam bentuk kering, untuk ternak ruminansia dapat diberikan 30 - 40%
dari jumlah pakan yang diberikan. Bila diberikan diatas komposisi tersebut
menyebabkan kandungan gizi yang didapat oleh ternak kurang berimbang, akibatnya
ternak akan menerima kelebihan energi namun mengalami defisiensi protein (Saun,
1991 dalam Yasa dan Adijaya, 2004).
Penggunaan limbah jagung yang telah difermentasi dengan
Aspergillus niger sebanyak 50% dalam konsentrat pada sapi PO yang mendapat
pakan basal jerami padi mampu menghasilkan pertambahan bobot hidup harian
(PBBH) yang tidak berbeda nyata dengan sapi PO yang diberi pakan konsentrat
tanpa limbah jagung, sehingga penggunaan limbah jagung dalam konsentrat
sebanyak 50% mampu meningkatkan nilai keuntungan (Anggraeny et al., 2008).
Menurut
Tangendjaja dan Gunawan, (1988), menyatakan bahwa janggel jagung banyak
digunakan terutama untuk penggemukan sapi, dengan komposisi sebanyak 20% dari
seluruh pakan yang diberikan. Jika seluruh pakan sapi sebanyak 7,5 kg/ekor/hari
maka komposisi 20% menjadi 1,5 kg/ekor/hari. Jika dalam 1 ha tanaman jagung
dihasilkan 2.748 kg janggel jagung (Varietas Bima-4), dengan pemberian 1,5 kg
janggel/ekor/hari, akan dapat memenuhi kebutuhan sapi sebanyak 5,02 ekor/tahun.
Bila luas penanaman jagung di NTB tahun 2010 seluas 97.120 ha, maka akan dapat
memenuhi pakan sapi sebanyak 487.542 ekor.
Silase
jagung HC (dipotong setinggi 45,7cm dari tanah) mempunyai kecernaan NDF yang
lebih tinggi. Sapi laktasi yang diberi pakan silase ini, produksi susunya yang
cenderung lebih tinggi dibanding yang diberi silase jagung NC (dipotong
setinggi 12,7 cm dari tanah) (Neylon and Kung 2003).
Di Irlandia Utara, silase jagung
digunakan untuk menggantikan sebagian silase rumput yang telah digunakan
terlebih dahulu dan penelitian menunjukkan bahwa pemberian silase jagung dapat
meningkatkan konsumsi hijauan (1,5 kg BK/hari, lebih tinggi dari kontrol).
Begitu pula, produksi, lemak, dan protein susu masing-masing lebih tinggi 1,4
kg/hari, 0,6 g/kg, dan 0,8 g/ kg dari kontrol (Keady 2005).
Di beberapa
kabupaten di Indonesia, telah dilakukan pengkajian integrasi jagung dengan
ternak, terutama sapi. Dibandingkan dengan pakan tradisional, pemberian limbah
tanaman jagung dalam bentuk hay, silase, atau fermentasi dapat meningkatkan
bobot badan harian sapi (Anggraeny et al. 2005, Rohaeni et al. 2006, Sariubang
et al. 2006). Di Jawa Timur, pemberian tumpi jagung meningkatkan bobot badan
ternak dan mengurangi biaya pakan (Pamungkas et al. 2006). Penggunaan limbah
jagung sebagai sumber serat bagi ternak ruminansia perlu diikuti oleh
penambahan bahan lain sebagai sumber protein, mineral, dan vitamin agar ternak
dapat tumbuh optimum. Sistem usahatani integrasi jagung dengan sapi juga mampu
memberikan keuntungan yang lebih besar, karena lebih efisien dalam penyediaan
pakan ternak dan bahan organik.
Informasi
lebih Lanjut
hubungi
TOP PAKAN TERNAK, kami siap melayani anda:
Telpon:
0355-5238195
BBM: 5E12E87A
WA/SMS: 081555845380
BBM: 5E12E87A
WA/SMS: 081555845380
FB: Pakan
Ternak (Top Pakan Ternak)
IG: Top
Pakan Ternak
Melayani
selama jam kerja (08.00-17.00)
dari hari Senin-Sabtu.
NB: Menerima Pengiriman SeJawa-Lampung.
dari hari Senin-Sabtu.
NB: Menerima Pengiriman SeJawa-Lampung.